Laboratorium Matematika ini menjadi sarana bagi guru untuk memberikan kesempatan siswa mengeksplorasi dan memecahkan persoalan-persoalan Matematika. Tempat duduk sudah diatur untuk metode cooperative learning dan pada saat-saat tertentu siswa bebas menentukan pola tempat duduk yang mereka sukai termasuk duduk di lantai. Program ini dirancang untuk mendekatkan matematika kepada siswa.
Suasana matematika sudah tampak dari pajangan di luar kelas, pintu, semua dinding kelas, langit-langit, dan masih ada beberapa rak di bagian belakang ruang kelas. Semua pajangan tersebut adalah hasil karya anak. Karya tersebut akhirnya menjadi media bagi mereka dan menjadi sumber belajar baru. Setiap produk yang dihasilkan dilengkapi dengan LK (Lembar Kerja) dan hasil diskusi masing-masing kelompok. Pengaturan pajangan dirancang agar anak mudah untuk mengaksesnya.
Menurut Pak Eko dirinya mendorong siswa untuk menggunakan bahan yang berasal dari barang-barang daur ulang seperti keping CD bekas untuk mempelajari lingkaran, kardus bekas untuk membuat kerucut dan sebagainya. Pajangan akan diganti dalam kurun waktu sekitar 3 bulan kemudian disimpan untuk diportofoliokan.
Apa rahasianya sehingga dirinya mampu menciptakan laboratorium sendiri? ”Untuk mencapai target pembelajaran yang maksimal, guru harus berani ‘gila’ dalam berkreasi dan berinovasi,” tukas pak Eko memberi tahu rahasianya.
Strategi dan Inisiatif yang Dilakukan
- Melibatkan siswa membuat media pembelajaran dan menyimpannya di dalam kelas dengan menata rapi dan dikelompokkan sesuai materi pembelajaran.
- Memajangkan hasil karya siswa dan menjadikannya sebagai sumber belajar baru dalam pembelajaran matematika.
- Seluruh media pembelajaran dan karya siswa dihasilkan dari barang bekas yang sudah tidak terpakai, seperti kaleng bekas minuman atau kue, koran, kardus, majalah, kayu, bola, sedotan plastik, keping CD, dan barang bekas yang murah lainnya.
- Setiap kompetensi dasar Matematika sudah memiliki media pembelajaran yang dapat digunakan siswa untuk belajar.
- Pembelajaran terbiasa didesain untuk mendorong siswa belajar bersama, memecahkan masalah secara kooperatif, mempresentasikan dan memajangkan hasil karyanya
- Pak Eko berhasil diterima di hati para siswa dengan menjadi guru pavorit dan Matematika menjadi pembelajaran yang paling disukai siswa.
- Tiga tahun terakhir selalu ada siswa yang berhasil mendapatkan nilai 10 pada ujian akhir nasional (UAN).
- Tim Matematika SMPN 19 Purworejo berhasil meraih juara pertama Olimpiade Matematika tingkat Kabupaten.
“Di SMPN 19 Purworejo, kelas matematika didesain sebagai model menuju moving class. Kelas tersebut merupakan bentuk dukungan sekolah atas kreativitas Pak Ekoyang telah mengimplementasikan pembelajaran matematika yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Hal ini akan diikuti mata pelajaran lainya,” kata Daryanto,S.Pd Kepala SMPN 19 Purworejo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar